Minggu, 10 Maret 2013

SECRET LOVE STORY (Chapter 2 : When I'm Falling In Love)







Title                 : Secret Love Story
Chapter 2 (When I'm Falling In Love)

Author             : Kang Hyun Hae

Gagasan Ide    : Lee Jae Hyun

Credit Pict by  : Lee Jae Hyun

Cast :
Cho Kyu Hyun

Kang Hyun Hae

Lee Jae Hyun a.k.a Kyu Hyun Noona

Kang Seung Hyun a.k.a Hyun Hae Ajhussi


===================================================================


            Aku membencimu, pria bermata elang yang menyebalkan! -- Jae Hyun

            Tas tangan berwarna putih itu terlempar begitu saja ke atas sofa. Sang Empunya lebih memilih melampiaskan kekesalannya pada tas yang tak berdosa itu. Jae Hyun-sang pemilik- juga menghempaskan tubuhnya begitu saja di samping tas putihnya. Melepaskan kuncir kudanya, memijat pelipisnya untuk menghilangkan pusing, kemudian menghembuskan nafasnya perlahan.

            “Sudahlah Noona, lupakan saja kejadian tadi.”

            Jae Hyun mendelik mendengar ucapan Kyu Hyun yang begitu ringan diucapkan, “Kau pikir aku bisa menerima begitu saja perlakuannya?!”

            “Kurasa begitu.”

            Jae Hyun menyambar tas tangannya kemudian berjalan meninggalkan Kyu Hyun yang sedang menatap bingung padanya.

~oOo~

            Ini sudah larut malam dan matanya masih enggan untuk terpejam. Kejadian tadi pagi masih terngiang dalam ingatannya. Senyumnya mengembang, sebentar kemudian meredup, lalu mengembang lagi sambil terkekeh. Tangan kanan yang digunakan untuk menutup matanya tak mampu membantu dia untuk tidur.

            Setelah agak lama, Seung Hyun memutuskan untuk bangun dari tidur palsunya. Berjalan keluar kamar menuju kamar Hyun Hae. Dilihatnya keponakannya itu telah membaur dengan mimpinya, dia tersenyum melihat wajah damai Hyun Hae ketika tidur. Dia tahu, Gadis yang kini tidur di hadapannya adalah Gadis kecil yang selalu menyembunyikan masalahnya sendiri. Menutupnya rapat dan bersandiwara di hadapan semua orang. Tapi, terkadang Gadis itu juga menangis seorang diri. Entahlah, dia juga tidak tahu manusia mana yang tega membuat malaikat kecilnya menangis.

            Seung Hyun mengusap pelan rambut Hyun Hae, mengecup keningnya sekilas kemudian berjalan keluar kamar. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 KST, tapi matanya masih menolak kata mengantuk. Dia melangkahkan kakinya menuju halaman belakang, duduk di kursi dengan kepala yang sedikit mendongak.

            “Gadisku, siapa pun dirimu, kuharap malam ini kau bisa tidur nyenyak. Aku mencintaimu.”Gumam Seung Hyun. Dan tiba-tiba saja bayangan Gadis yang bertengkar dengannya kemarin kembali menggoda pikirannya. Seung Hyun tersenyum, “Gadis yang aneh.”

            Dia bangkit dari duduknya, lalu kembali ke kamar Hyun Hae. Entahlah, malam ini dia hanya ingin berbincang dengan siapa pun dan satu-satunya orang yang ada di rumahnya adalah Hyun Hae.

            “Boleh aku tidur di sini?” dia bertanya pada Hyun Hae yang sedang tidur, menunggu sejenak, kemudian memposisikan dirinya di samping Hyun Hae dengan posisi terlentang.

            Dia menghembuskan nafasnya perlahan,“Hyun Hae-ya, kau tahu? Malam ini aku tidak bisa tidur. Dan kau tahu apa alasannya? Sebenarnya aku juga kurang yakin bahwa dia lah penyebabnya. Tapi, wajah cantiknya selalu saja hadir dipelupuk mataku.”

            Seung Hyun membalikkan badannya menatap wajah Hyun Hae, “Aku harus bagaimana? Ini gila, bukan? Kita baru saja bertemu, tapi dia telah mencuri hatiku begitu cepat. Ah! Apakah aku jatuh cinta?”

            “Hyun Hae-ya..”rengeknya, “Sesuai janjimu, apakah kau akan membantuku? Mencari tahu tentang Gadis itu. Kumohon, kurasa aku bisa gila jika tak bertemu dengannya lagi. Aku berjanji, akan mengabulkan apa pun yang kau minta jika kau berhasil mencari tahu tentangnya.”

            Hyun Hae menyipitkan matanya saat merasa tempat tidurnya menyempit. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, memastikan bahwa yang kini berada di depannya adalah sosok manusia yang sedang terpejam. Setengah sadar Hyun Hae mencoba mengingat wajah itu. Dan..

            “Ya! Ajhussi apa yang kau lakukan disini!?” pekik Hyun Hae dengan posisi duduk.
            Seung Hyun menggeliat sebentar, mencoba membuka matanya kemudian menyunggingkan sebuah senyuman, “Tidurlah. Aku tak kan berbuat hal aneh.”

            “Pergi! Ajhussi pikir aku ini anak kecil yang mau tidur dengan pamannya?! Cepat bangun! Lalu pindah ke kamarmu!” Hyun Hae semakin mengeraskan volume suaranya. Berisik. Bahkan sangat berisik di pagi yang seharusnya damai ini.

            “Kau tahu? Aku baru tidur tiga jam dan kau telah membangunkanku dengan suaramu yang berisik itu, huh!?”

            “Kenapa Ajhussi tiba-tiba tidur di kamarku? Ini mengerikan!” Hyun Hae bergidik saat membayangkan hal aneh akan menimpa dirinya.

            “Hei, gadis kecil. Kuharap kau segera membuang pikiran kotormu itu! Aku. Tidak. Sejahat. Yang kau bayangkan. Arraseo!?”

            Hyun Hae menautkan kedua alisnya, sejenak menatap Seung Hyun dengan tatapan menyelidik kemudian segera turun dari tempat tidurnya.

            “Karena Ajhussi telah menumpang di tempat tidurku, maka Ajhussi yang harus merapikannya.” Perintahnya sebelum memasuki kamar mandi.

            “Ya! Dasar anak kecil! Tak seharusnya kau menyuruh pamanmu seperti itu!”

            “Ajhussi! Hari ini kau harus mengantarku ke kampusku yang baru!”

            “Jangan mengalihkan pembicaraan!”

            “Hahahaha”

            Begitulah mereka, layaknya sepasang teman. Seung Hyun sadar, dirinya harus bisa menempatkan diri menjadi siapa pun bagi Hyun Hae. Karena dia tahu Hyun Hae membutuh sosok teman yang selalu ada untuknya.

            Hari ini adalah hari pertama Hyun Hae masuk ke Seoul Art University, sebelumnya dia adalah mahasiswa KyungHee University jurusan modern music, tapi kini dia ingin pindah dengan alasan yang tak mampu dipahami. Hyun Hae adalah gadis dengan tingkat suara di atas rata-rata, bakatnya itu diturunkan dari Ibunya yang dulu adalah seorang penyanyi.

~oOo~

            Tampak seorang Gadis dengan rok selutut dan kemeja berwarna peach berdiri di depan gedung bertuliskan Seoul Art University, Gadis itu meremas tangannya demi menghilangkan rasa gugup yang menyerangnya sejak kemarin.

            “Sudah siap?” sebuah suara yang sangat akrab di telinganya sontak membuatnya menoleh.

            “Aku gugup. Bolehkah aku mengundurkan diri? Kurasa bidangku bukan disini,” nada suaranya terdengar putus asa. Wajahnya mengiba, berharap sang Pria di depannya rela membiarkannya pergi. Tapi, bertolak belakang dengan yang diharapkannya. Pria itu menggenggam tangannya, lantas mengajaknya memasuki gedung bertingkat itu.

            “Yak! Lepaskan! Sudah kubilang ini bukan bidangku!” protesnya namun tak mendapat respon apapun dari Pria yang menggenggam tangannya.

            Hal yang sama juga dirasakan Gadis berambut cokelat dan bermata besar yang sedang mencengkram lengan Pria di sampingnya. Berkali-kali dia mengatur detak jantungnya agar berdetak normal seperti biasa. Tapi, gagal. Detak jantungnya malah berdetak empat kali lebih hebat dari biasanya.

            “Kenapa tanganmu dingin sekali? Kau gugup?”

            Gadis itu mengangguk, “Apa Ajhussi tak akan menemaniku?”

            “Yak! Kau pikir dirimu masih anak sekolah dasar yang harus kutemani? Kau ini sudah mahasiswa, bersikaplah dewasa.”

            “Tapi aku gugup.”

            “Setelah mengantarmu ke rektor universitas, aku segera pulang. Banyak pasien yang telah menungguku di rumah sakit.”

            Hyun Hae-gadis itu- menggembungkan pipinya. Apakah setelah ini dan seterusnya dia akan menjalani
hari-harinya di kampus ini seorang diri? Sama seperti nasibnya saat di kampus yang lama? Ah! Dia terlalu takut membayangkannya. Tapi, tanpa dibayangkan, ketakutannya muncul begitu saja dalam otaknya. Alhasil, hatinya merengek minta ditemani.

            Mereka akhirnya tiba disatu ruangan yang letaknya cukup strategis. Seung Hyun-Pria itu- mengetuk pintu bercat putih beberapa kali dan tak lama kemudian, sebuah suara yang berasal dari dalam ruangan menyuruh mereka untuk masuk. Perlahan Seung Hyun membuka pintu dan mendapati dua orang sedang duduk di dalam sana. Seorang pria dan wanita yang sepertinya..dia kenal. Pria dengan kemeja hijau dan dasi hitam itu bangkit dari duduknya lalu berjalan menghampiri mereka. Pria itu terlihat akrab dengan Seung Hyun.

            “Ah! Si dokter muda rupanya! Apa kabar sepupuku?” Pria itu memeluk Seung Hyun erat.

            “Aku baik Hyung. Ah ya, aku tak bisa berlama-lama disini, banyak pasien yang telah menungguku. Kutitipkan keponakanku ini padamu.”

            “Baiklah, tenang saja. Aku yang akan mengurusnya.”

            “Terima kasih, Hyung.” Seung Hyun menepuk pundak Pria yang dipanggil Hyung itu, “Baiklah. Aku harus pergi dulu.” pamitnya seraya menggidikkan kepalanya pada Gadis yang sejak tadi membelakangi mereka.

            “Dosen baru,” ucap Pria itu dan mendapat anggukan dari Seung Hyun.

            Setelah Seung Hyun keluar, Kim songsaengnim-Pria itu- mempersilahkan Hyun Hae duduk berdampingan dengan Gadis yang memakai kemeja berwarna peach dan rok putih.

            “Kalian tunggu disini, ada beberapa urusan yang harus kuselesaikan.” Perintahnya lalu segera meninggalkan ruangan itu.

            Tak ada suara dari keduanya. Mereka terlalu gugup walau sekedar untuk menyapa. Hyun Hae hanya melirik Gadis disampingnya dan..sepertinya dia mengenal Gadis dengan rambut hitam lurus itu.

            “Mahasiswa baru juga?” Hyun Hae memancing Gadis itu agar menoleh kepadanya. Dan ya! Akhirnya Gadis itu menoleh dan tepat! Dia lah Gadis yang pernah bertengkar dengan Ajhussinya itu.

            “E..Eonni..”

            “Kau? Kau gadis yang meleraiku waktu itu, kan?”

            Hyun Hae mengangguk.

            “Dimana Pamanmu?! Aku harus memberinya pelajaran!” sengit Jae Hyun-Gadis itu- seraya menolehkan kepalanya kebelakang.

            Hyun Hae mendengus melihat reaksi Gadis didepannya itu. Harusnya dia telah melupakan masalah itu, bukan mengingatnya dan ingin membalasnya, “Dia sudah pulang,” nadanya datar dan menurun diakhir kalimat.

            “Kenapa dia tak menemanimu!? Harusnya dia ada disini sehingga aku bisa memberinya pelajaran.”

            “Dia tadi disini, apa Eonni tak mendengar saat Ajhussi dan Kim Songsaengnim berbicara?”

            “Jadi itu dia!?” pekiknya tak percaya.

            Hyun Hae memutar bola matanya lalu mengibaskan tangannya di depan wajahnya, “Sudahlah. Lupakan masalah itu. Aku tahu dia tak sengaja melakukannya. Coba Eonni pikir, apa kejadian itu masuk akal? Pamanku menukar barangnya dengan barang Eonni, apalagi didalamnya ada barang pribadi Pria. Harusnya, jika dia ingin menukar barangnya, tentu bukan dengan barang milik Eonni, kan? Apalagi Eonni adalah wanita, Pamanku bukan tipe Pria dengan pikiran kotor.”

            “Tapi bisa saja, bukan? Dia sengaja menukarnya agar bisa berbicara dan bertemu denganku saat menyadari barangnya telah tertukar. Hah! Trik lama!”

            “Masih saja keras kepala,” Hyun Hae mendelik melihat betapa keras kepalanya Gadis cantik yang sedang dilanda api kebencian didepannya ini.

            “Kajja! Kalian harus segera masuk kelas.”Sebuah suara yang berasal dari arah pintu mengharuskan mereka menghentikan perdebatan kecil yang baru tercipta. Mereka sama-sama bangkit dari duduknya, merapikan penampilannya sejenak, kemudian berjalan ke luar ruangan.

            “Aku gugup,” lirih Jae Hyun pada Hyun Hae saat mereka telah berada di depan pintu kelas.

            “Sama, aku juga begitu Eonni.”

            Tak lama kemudian, Kim Songsaengnim memanggil mereka. Jae Hyun lebih dulu memasuki kelas itu dan Hyun Hae menyusul di belakangnya.

            “Perkenalkan, dia yang memakai kemeja bernama Cho Jae Hyun, dia adalah dosen baru kalian. Dan disebelahnya adalah Kang Hyun Hae dia akan menjadi teman baru kalian.” Kim Songsaengnim memperkenalkan dua Gadis cantik yang sedang berdiri di depan kelas.

            Riuh tepuk tangan bergemuruh dari para mahasiswa. Tak terkecuali Pria dengan T-shirt abu-abu yang sejak tadi lebih memilih menatap Gadis dengan rambut cokelat daripada Gadis berkemeja Peach yang memandang kesal ke arahnya.

            Setelah perkenalan, Hyun Hae mengambil kursi tak jauh dari kursi tempat Pria yang memandangnya sejak tadi duduk. Pria itu menoleh ke arahnya seraya melemparkan senyum dan dibalas dengan gerakan yang sama oleh Hyun Hae.

~oOo~

            Hari ini, seminggu sejak dirinya merasa jatuh cinta pada Gadis yang berdiri di depan kelas sebagai mahasiswa baru. Pikirannya tak pernah lepas dari Gadis itu. Setiap hari, dia semakin bersemangat saat kuliah dan merasa waktu berlalu sangat lamban saat kuliah libur.

            Pria itu adalah Cho Kyu Hyun, anak kedua dari pengusaha tekstil nomer satu di Korea. Tubuhnya yang tinggi dengan kulit putih pucat dan wajah tampan tak menutup kemungkinan banyak wanita yang tergila-gila padanya. Namun, hingga saat sebelum bertemu Gadis itu di Dongdaemun, tak ada satupun Gadis yang menarik perhatiannya kecuali dia, Gadis yang belakangan ini diketahuinya bernama Kang Hyun Hae.

            “Kurasa senyum itu terus melekat sejak seminggu lalu.” Tegur Jae Hyun ketika merasa hal aneh menimpa adik semata wayangnya.

            Kyu Hyun memutar kepalanya kesegala arah dan menyadari bahwa di rumahnya hanya ada dia dan Jae Hyun, “Kau berbicara padaku Noona?”

            Jae Hyun menyipitkan matanya, “Aniyo! Aku berbicara pada tembok!”

            “Astaga! Sejak kapan Noonaku memiliki kelainan seperti itu?” mata Kyu Hyun melebar.

            “Yak! Dasar bocah nakal! Aku berbicara padamu, bodoh.”

            “Hahaha.. Kenapa Noona? Apa yang terjadi padaku?”

            “Jangan bersikap bodoh! Kau sedang jatuh cinta, bukan? Katakan padaku siapa Gadis itu!” Jae Hyun menyusul Kyu Hyun duduk di sofa.

            Kyu Hyun menarik sudut kanan bibirnya ke atas, “Yakin Noona ingin tahu?”

            “Jangan menggodaku!” perintah Jae Hyun dengan tatapan membunuh.

            Kyu Hyun tersenyum, matanya menatap lurus ke depan, seolah Gadis itu berdiri tepat dihadapannya, “Dia Kang Hyun Hae.”

            Mata Jae Hyun melebar mendengar nama itu, “Yak! Gadis itu? Apa kau sudah gila? Bayangkan bila kau menikah dengannya, apa kau mau Noonamu ini selalu terlibat pertengkaran dengan Pria itu!?” protes Jae Hyun tak suka.

            Kyu Hyun terkekeh mendengar protes Jae Hyun. Apa Gadis itu lupa bahwa dia belum berkencan dengan Hyun Hae?, “Noona, sabarlah sebentar. Berpikirlah yang jernih. Aku dan dia belum berkencan apalagi berniat menikah. Jadi, Noona tak boleh beranggapan seperti itu. Bisa jadi, Noona yang akan lebih dulu menikah dengan Pria itu dibandingkan kami.”

            “Yak! Jangan berpikiran yang macam-macam! Aku.tak.akan.pernah.menikah dengannya! Ingat itu!” ucapnya penuh penekanan. Gadis itu lantas bangkit dari duduknya, menyambar jas putih dan tas tangannya lalu berjalan meninggalkan Kyu Hyun-menuju rumah sakit.

            “Hati-hati Noona. Jika amarahmu masih kau pendam, bisa jadi kau salah memberikan obat pada pasienmu!”

            Jae Hyun segera membalikkan tubuhnya dan menatap Kyu Hyun tajam, “Berhenti menggodaku atau kau kuberi nilai E dimata kuliahku!” ancamnya dan sukses membungkam mulut Kyu Hyun.

~oOo~



Karena cinta tak pernah salah ketika menancapkan anak panahnya. -- Seung Hyun

            Seung Hyun menggoyang-goyangkan kepalanya mengikuti irama musik yang mengalun dari earphone berwarna silver itu. Matanya menatap fokus ke jalan raya, namun pikirannya melayang lebih dulu ke tempat tujuannya. Pria itu kini sedang berada dalam perjalanan menuju St Mary Seoul Gangnam Hospital untuk bertemu seorang Dokter spesialis yang sama dengannya. Bukan karena rumah sakit itu yang membuatnya bahagia, tapi karena dokter yang akan bertemu dengannya lah yang membuat otaknya lebih dulu merangkai kejadian-kejadian yang akan terjadi menurut prediksinya. Menurut info yang dia dapatkan dari Hyun Hae, Gadis yang dulu pernah bertengkar dengannya adalah Dokter yang akan ditemuinya saat ini. Cho Jae Hyun, nama yang sangat indah untuknya. Nama yang membuatnya susah tidur tiga hari berturut-turut demi menanti hari ini tiba.

            Setelah mendapatkan surat untuk bekerja sama dengan rumah sakit tempat Jae Hyun bekerja, khususnya untuk menangani penyakit kanker, Seung Hyun yang awalnya menolak saat ini sangat bersemangat untuk menyetujuinya. Dan alasannya hanya satu, ingin lebih dekat dengan gadis yang berhasil menempati ruang kosong dihatinya. Gadis dengan tatapan membunuh tapi lembut itu berhasil membuatnya jatuh cinta dalam waktu kurang dari 10 menit!

            Dia merapikan rambutnya sejenak sebelum keluar mobil. Tangan kirinya memegang kartu nama bertuliskan Cho Jae Hyun dan tangan kirinya sibuk menekan nomer ponsel dokter muda itu.

            “Yeobosseo.” Sapa suara diseberang sana.

            “Apa kau berada diruanganmu?”

            “Tentu. Silahkan datang keruanganku, aku telah menunggumu.” Ucapnya halus namun tegas.

            “Baiklah. Aku segera kesana.” Senyumnya kembali mengembang. Gadis yang sebenarnya baik, namun keras kepala itu lagi-lagi menarik perhatiannya.

            Seung Hyun menutup pintu mobil, menatap bangunan bertingkat yang menjulang tinggi dihadapannya. Menghirup nafas sebentar kemudian tersenyum, “Takdir telah mempertemukan kita lagi.” Dia melangkahkan kakinya dengan cepat. Hatinya telah meronta agar segera bertemu dengan Si Pencuri Hatinya kini.

            Setelah sampai didepan suatu ruangan, dia kembali merapikan penampilannya sebelum mengetuk pintu.

            “Masuklah.” Sebuah suara yang sangat dirindukannya menyuruhnya untuk masuk. Dengan perlahan dia membuka pintu itu dan mendapati seorang gadis cantik dengan kemeja berwarna sky blue dan rambut yang dikuncir kuda sedang sibuk menulis sesuatu diatas meja kerjanya.

            “Silahkan duduk,” perintah Gadis itu sambil menulis-tanpa menatap Seung Hyun.

            Seung Hyun menuruti perintahnya, hatinya tertawa geli melihat Gadis yang telah membentaknya, kini bersikap sopan padanya. Dan ya, tentu dia tahu kejadian apa yang akan terjadi setelah ini.

            “Jadi kau yang bernama Kang Seung Hyun?” tanya dia masih tetap tak memandang lawan bicaranya.

            “Ya, itu aku.”

            Jae Hyun menautkan alisnya, merasa bahwa dia pernah mendengar suara itu. Dia mengangkat kepalanya dan terkejut melihat pria yang kini sedang duduk dihadapannya sambil tersenyum manis ke arahnya, senyum yang membuatnya muak dan ingin mengusirnya pergi dari tempat itu.

            “KAU!!!” pekik Jae Hyun tak percaya.

            Seung Hyun tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang putih, “Ya, ini aku.”

            “Apa yang kau lakukan disini!?”

            “Apa? Disini? Tentu bertemu dengan rekan kerjaku.”

            “Yak! Siapa yang menyuruhmu? Aku akan bertemu dengan Kang Seung Hyun! Bukan kau!” Jae Hyun semakin kalut dibuatnya.

            “Nona Cho, Kang Seung Hyun itu adalah aku.”

            “Kau! Kau pasti bercanda! Lagi-lagi kau merencanakan ini agar bertemu denganku, kan!?”

            “Merencanakan apa? Aku hanya menerima tugasku! Jangan besar kepala!”

            “Aku tak mau menerima tugas ini! Pergi dari ruanganku!”

            Seung Hyun terkekeh melihat rahang Jae Hyun menegang. Dia melipat kedua tangannya di atas meja dan sedikit mencondongkan tubuhnya,“Kau lupa? Jika kau menolak tugas ini, maka kau akan di pecat. Kau mau?”

            Jae Hyun merasa jantungnya berdetak dua kali lebih cepat kala Pria itu mencondongkan tubuhnya dan menatapnya dengan tatapan yang lembut namun tegas. Apalagi, mata Seung Hyun yang seperti mata elang menambah kesan manly untuknya. Dia mengatur detak jantungnya sejenak, “Ak.. Aku tahu!”

            Seung Hyun tertawa melihat reaksi Jae Hyun. Perasaan gugup yang berusaha disembunyikan, “Kenapa terbata-bata seperti itu? Kau gugup karena aku menatapmu seperti ini?” Seung Hyun semakin mencondongkan tubuhnya sehingga membuat Jae Hyun sedikit memundurkan tubuhnya.

            “A.. Aaa.. Apa yang kau lakukan?”

            Seung Hyun tertawa geli, “Tak ada. Aku hanya suka melihatmu sedekat ini. Kau.. Semakin cantik bila dilihat dari jarak sedakat ini.” Goda Seung Hyun dan sontak membuat Jae Hyun mendorong tubuhnya.

            “Dasar dokter gila! Aku tak mau menjadi rekan kerjamu! Biar saja aku di pecat, aku masih punya pekerjaan yang lain. Pergi kau!”

            “Menjadi dosen? Lalu apa kau mau Appamu mengusir dan mencoret namamu dari daftar anaknya? Kudengar Appamu lebih mendukung profesimu sebagai dokter daripada dosen.”

            “Kau! Dasar psikopat! Darimana kau mendapatkan informasi tentangku!”

            “Cho Kyu Hyun. Adik semata wayangmu yang sangat kau sayangi itu dengan mudahnya memberikan informasi tentangmu pada keponakanku, Hyun Hae.”

            “Cho Kyu Hyun.. Matilah kau!” geramnya membayangkan kini adiknya pasti sedang tertawa bahagia karenanya.

            “Jadi apa kau masih menolak bekerja sama denganku, Nona Cho?” tanya Seung Hyun dengan tatapan mengejek.

            Jae Hyun hanya mendelik pada Seung Hyun, kemudian mengemasi barang-barangnya dan menatap tajam Seung Hyun sejenak. Dia melangkahkan kakinya keluar ruangan.

            “Kuanggap tatapanmu itu sebagai jawaban persetujuan bahwa kau menerimanya.”

            Kalimat itu, bagaikan sebuah bom atom yang memecahkan kepalanya membuat Jae Hyun sontak membalikkan badannya dan menghampiri Pria itu yang masih duduk di kursi tamu.


TBC




huwwaaaaaa >,
selesaii jugaaaa ^^
maaf yaa karena typo bertebaran dimana-mana kkkk~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar