Sabtu, 16 Februari 2013

(OneShoot) Just For One Day

Author : Watin Sofiyah

Nama Fb : Watin Elf'Sparkyu

Nama Twitter : @Sparkyu6428 

Cast:

Watin Elf'Sparkyu a.k.a Kang Hyun Hae

Cho Kyu Hyun

Genre : romance, angst

Credit pict by : Herlina Vinta
 
FF ini murni hasil pemikiran saya, don't COPY + PASTE
Cho Kyu Hyun dan FF ini adalah hak dan milik saya kkkkk~
 Happy Readiiinnggggg ^^

=================



Ini tentang seorang Pria yang tak bisa mengungkapkan perasaannya. Tidak. Bukan tidak bisa, tapi karena dia pikir waktu belum berpihak padanya. Dia hanya mampu menatap 'gadisnya' saja. Menatap dari kejauhan. Tersenyum seorang diri. Bahagia seorang diri. Dan.. Merasakan sakit seorang diri.

Setiap hari selama dua bulan terakhir, dia selalu melakukan kegiatan ini. Mengambil jarak agak jauh darinya agar dapat memandangnya dengan puas. Baginya ini menjadi sebuah kebiasaan. Menatapnya setiap hari, memotret wajah cantiknya dan menyimpan dalam ingatannya.

Tak ada yang tahu kebiasaannya ini selain dirinya dan juga Tuhan. Bahkan gadis itu pun tak juga tahu. Ya. Bagaimana mungkin gadis itu tahu jika Kyu Hyun -pria itu- melakukannya secara diam-diam?

Bahkan saat bertemu dengannya pun yang mampu dia lakukan hanya tersenyum dan sedikit membungkukkan badannya -tanpa sapaan-. Lidahnya terasa kelu walau hanya sekedar mengucapkan kata “Annyeong”. Inikah penyakit orang jatuh cinta? Atau dia sedang menerima akibat dari perbuatannya?

~oOo~

“Kyu..” Sapa seorang gadis yang mampu membuat jantungnya berhenti berdetak beberapa detik. Hanya gadis itu. Gadis bermata besar dan berbibir mungil yang mampu melakukannya. Berhenti bernafas selama beberapa detik.

Gadis itu berlalu dari hadapannya. Hanya menyapa Kyu Hyun saat mereka berpapasan. Bukan tidak sengaja, Kyu Hyun sengaja mengambil jalan yang berlawanan dengannya agar dia bisa melihatnya tersenyum.

~oOo~

“Aku tahu,”Ucap gadis itu pada sahabatnya.

“Lalu?”       

“Entahlah.” Desahnya sambil mengangkat kedua bahunya. Hyun Hae -gadis itu- kembali diam. Otaknya kembali mencerna kalimat yang baru saja dilontarkan sahabatnya. Ada sedikit perih dan juga bahagia menjalar dalam hatinya. Dia juga bingung harus bersikap seperti apa? Dia tahu bahwa Kyu Hyun selalu memandangnya secara diam-diam. Dia sengaja membiarkannya berbuat seperti itu, karena diam-diam dia menyukai perbuatan Kyu Hyun. Tapi, entah kenapa perih itu terkadang kembali singgah dalam hatinya.

~oOo~

Bagiku menatap dia dari kejauhan adalah sebuah keindahan. Dan aku sangat menikmi ini meskipun terkadang menyakitkan. - Kyu Hyun-

Sudah dua hari ini Hyun Hae sengaja menghindar darinya. Memutar arah bila bertemu dengannya. Bukan tanpa alasan dia melakukan ini. Ada satu alasan yang mampu diterima oleh akal sehatnya. Ya. Dia takut kembali terluka. Semakin sering dia bertemu Kyu Hyun, semakin sering pula perih itu hinggap di hatinya. Mungkinkah Kyu Hyun telah menggoreskan luka yang sangat dalam di hatinya?

Sementara Kyu Hyun yang merasakan perubahan pada diri Hyun Hae juga merasakan perih di hatinya. Senyuman itu perlahan memudar dan berganti dengan tubuh yang selalu menghindarinya. Perih itu datang dengan sendirinya. Perih itu menjalar di hatinya saat dia tahu Hyun Hae menghindarinya. Bukankah itu hal yang wajar? Merasa diabaikan. Tapi, karena ini adalah kebiasaannya, dia tetap melakukannya. Mencintainya meskipun menyakitkan.

~oOo~

“Hae..” Panggil Kyu Hyun saat mereka tak sengaja bertemu di taman kota.


“Ne?”

“Boleh aku berbicara?”

Hyun Hae melihat jam tangannya lalu mendesah sebentar. “Maaf aku harus pergi.”
Dengan terpaksa Kyu Hyun mengiyakan keinginannya. Dia juga tak punya hak untuk mencegahnya pergi.

“Aku tahu kau menghindariku.” Lirihnya menatap punggung Hyun Hae yang perlahan menjauh darinya. Dan perih itu kembali merayap di hatinya bersamaan dengan kekecewaannya pada Hyun Hae.

“Haruskah aku menyerah? Atau aku harus mengutarakannya segera?”

~oOo~

Hari ini Kyu Hyun sengaja menunggu Hyun Hae diluar kelasnya. Menunggu hingga mata kuliah Hyun Hae selesai. Semua itu dilakukannya demi sebuah jawaban. Jawaban atas sikap Hyun Hae akhir-akhir ini. Menghindarinya.

Hyun Hae segera memasukkan bukunya ke dalam tas sampingnya lalu berjalan keluar ruangan. Setelah mencapai pintu pandangannya berhenti pada sosok Kyu Hyun yang juga sedang menatap ke arahnya. Hyun Hae melemparkan senyum kecilnya lalu mengambil arah yang berlawanan dari tempat Kyu Hyun duduk.

“Jangan menghindar dariku.”

Hyun Hae menghentikan langkahnya sebentar lalu melanjutkannya lagi. Dan menganggap bahwa kalimat Kyu Hyun bukanlah untuk dirinya.

“Tunggu..” Cegah Kyu Hyun seraya memegang pergelangan Hyun Hae.

Hyun Hae menghentikan langkahnya dan menatap bingung wajah Kyu Hyun. Lama mereka saling beradu pandang namun tak ada sepatah kata pun yang terucap dari bibir Kyu Hyun. Hyun Hae sedikit memiringkan kepalanya lalu menaikkan kedua alisnya.

“Ada apa?”

Pertanyaan Hyun Hae mampu membuat Kyu Hyun tersadar dari pesona Hyun Hae yang menyihirnya. Dia mengerjapkan mata beberapa kali lalu menggeleng pelan.

“Tidak ada.”

“Baiklah. Aku pergi dulu.”

Kyu Hyun hanya mengangguk dan tersenyum. Sementara Hyun Hae tetap tak melangkahkan kakinya.

“Waeyo?” Tanya Kyu Hyun

“Kau belum melepaskan tanganku.”

Kyu Hyun tertawa kecil melihat kebodohannya dan segera melepaskan genggamannya walau dengan berat hati.

~oOo~

Aku mencintaimu. Tak perduli kau selalu mengindar dariku, aku akan tetap bertahan pada pilihanku. -Kyu Hyun-

Waktu menunjukkan pukul tiga dini hari. Namun kedua matanya masih enggan untuk terpejam. Bahkan tubuhnya seolah menolak kata lelah sejak 8 jam lalu. Kyu Hyun hanya duduk di kursi putarnya. Menatap layar laptopnya yang di dalamnya berisi foto-foto Hyun Hae yang berhasil dia abadikan -secara diam-diam-.

Dia meneguk pepsinya yang hampir habis. Meregangkan ototnya sejenak lalu melihat jam dinding di kamarnya. Sudut kanan bibirnya terangkat dan tak lama kemudian dia mengacak rambutnya. Frustasi.

“Kau menyihirku nona Kang.”

Kyu Hyun menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan. Jari tengahnya kembali mengklik foto Hyun Hae dari awal, melihatnya kembali meskipun kegiatan ini berlangsung sejak delapan jam yang lalu.

“Aku mencintaimu. Tak perduli kau selalu menghindar dariku. Aku akan tetap bertahan pada pilihanku. Kau.. Gadis bermata besar, tak lama lagi kau akan mencintaiku.”

~oOo~

Tak bisakah kau menyuruh hatimu yang tuli dan buta itu untuk mendengar dan melihat cintaku? Sehari saja. Izinkan aku menjadi kekasihmu. -Kyu Hyun-
Waktu terus bergerak maju dan kau tetap menutup hatimu. Jadi kuputuskan untuk berhenti. Lalu sekarang kau datang dan menyuruhku untuk menyambut cintamu. Apakah aku harus melakukannya dengan terpaksa? -Hyun Hae-

“Kyu..” Panggil Hyun Hae yang merasa terkejut saat melihat Kyu Hyun duduk di bangku taman tempat dia biasa membaca buku. Kyu Hyun mendongakkan kepalanya dan tersenyum mendapati Hyun Hae menatap bingung ke arahnya.

“Aku menunggumu.” Ucapnya seolah mengerti ekspresi bingung Hyun Hae.

“Menungguku?”

Kyu Hyun mengangguk dan menggidikkan kepalanya. Memerintah Hyun Hae agar duduk di sebelahnya.

“Ne.”

“Waeyo?”

“Ada yang ingin aku bicarakan.”

Detak jantung Hyun Hae berhenti berdetak selama beberapa detik. Aliran darah dingin mulai memenuhi pembuluh darahnya. Dan saat ini yang ada di pikirannya adalah bahwa dia harus mencari alasan dan segera pergi. Entahlah, hatinya selalu menyuruh dia begitu. Menjauh. Menghindar. Dan berpura-pura tak perduli pada Kyu Hyun. Semua itu dia lakukan demi hatinya bukan hati Kyu Hyun.

“Maaf.. Aku harus pergi.” Hyun Hae segeran bangkit dan berjalan meninggalkan Kyu Hyun.

“Jangan menghindar dariku. Aku tahu itu hanya alasanmu. Kau pikir aku tidak tahu bahwa setiap hari kau duduk disini satu jam sebelum mata kuliahmu di mulai?”

Hyun Hae menghela nafas sebelum membalikkan badannya. Kenapa hatinya begitu sesak mendengar ucapan Kyu Hyun? Kenapa hatinya begitu tidak rela Kyu Hyun merasa kecewa padanya? Apakah perasaan itu kembali tumbuh?

“Aku harus ke perpustakaan untuk mengembalikan buku.” Hyun Hae kembali melanjutkan langkahnya. Namun, kembali terhenti saat mendengar kalimat Kyu Hyun.

“Buku apa? Kau baru meminjamnya kemarin dan harusnya di kembalikan tiga hari lagi!”

 Kyu Hyun mulai bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Hyun Hae.

“Tak bisakah kau menyuruh hatimu yang tuli dan buta itu untuk mendengar dan melihat cintaku? Sehari saja Hae.. Sehari saja. Izinkan aku menjadi kekasihmu.”

Mata bulat Hyun Hae melebar mendengar kalimat Kyu Hyun yang bagaikan sebuah ombak yang menghantam benteng pertahanannya. Otot-ototnya menegang dan nafasnya tercekat.

“Hae..” Panggil Kyu Hyun seraya memutar tubuh Hyun Hae. Hyun Hae menghela nafas sebentar kembudian membalas tatapannya tepat di manik mata Kyu Hyun.

“Kenapa kau menyuruhku? Tidak sadarkah kau bahwa dulu aku juga sama sepertimu?”

“Sama? Maksudmu?”

“Dulu aku mencintaimu, tapi kau mengacuhkanku. Jangankan melihatku, melirik pun tidak. Waktu terus bergerak maju dan kau tetap menutup hatimu. Jadi kuputuskan untuk berhenti. Lalu sekarang kau datang dan menyuruhku untuk menyambut cintamu. Apakah aku harus melakukannya dengan terpaksa?”

Kyu Hyun melonggarkan pegangannya dari kedua bahu Hyun Hae. Kedua kakinya seolah tak mampu menopang berat tubuhnya. Mencintainya? Benarkah Hyun Hae pernah mencintainya? Lalu kenapa dia mengacuhkannya? Apakah ini akibat dari perbuatan yang tak sengaja dia lakukan?

“Aku minta maaf atas sikapku. Sungguh! Aku tidak tahu bahwa kau mencintaiku. Dan aku..aku tak akan memaksamu.”

Kyu Hyun memejamkan kedua matanya lalu membuang muka. Kali ini dia benar-benar membiarkan Hyun Hae pergi dan tak ingin melihat wajahnya yang pernah terluka karena dirinya. Mungkin luka itu masih membekas hingga saat ini dan mungkin juga itu adalah alasan mengapa Hyun Hae selalu menghindarinya.

~oOo~

Cepat temukan kunci hatiku dan segera buka pintunya. Apabila kau berhasil, maka seluruh isinya akan menjadi milikmu. -Hyun Hae-

Aku akan segera menemukan kunci itu. Asalkan pemiliknya tak benar-benar membuang kuncinta ke dalam samudera. - Kyu Hyun-

Sejak hari itu Kyu Hyun tak pernah menampakkan wajahnya di depan Hyun Hae. Dia semakin memperajauh jarak dengannya. Sekalipun rindu itu menyerang, yang dia lakukan hanya berfikir bahwa Hyun Hae akan semakin baik-baik saja tanpa perlu dia melihatnya.

Kyu Hyun hanya tak ingin menyakitinya lagi. Saat ini yang dia pikirkan adalah biarlah dia menjauh dari Hyun Hae. Biarlah dia menahan sakit di hatinya karena dengan begitu dia dapat merasakan penderitaan yang di alami Hyun Hae karena dirinya.

“Cepat atau lambat aku akan terbiasa tanpamu.”

Drtt.. Drtt..
Ponselnya bergetar. Dia segera meraihnya dan melihat sebuah pesan baru menghiasi layar ponselnya. Kyu Hyun menarik sudut kanan bibirnya saat nama Hyun Hae juga tertera di sana. Menandakan gadis itu sebagai pengirimnya.

Meskipun aku telah berhenti mencintaimu. Namun, tak menutup kemungkinan hatiku akan kembali terbuka karenamu.

Kyu Hyun tersenyum dan belum sempat dia membalasnya, sebuah pesan baru dari orang yang sama kembali dia dapatkan.

Cepat temukan kunci hatiku dan segera buka pintunya. Apabila kau berhasil, maka seluruh isinya akan menjadi milikmu.
Kyu Hyun terkekeh membacanya. Dan disaat ibu jarinya hendak membalas pesan itu, sang pengirim pesan telah lebih dulu berdiri di sampingnya dengan nafas memburu.

“Kau sudah gila tuan Cho! Apa yang kau lakukan disana?”

Kyu Hyun kembali tertawa melihat wajah panik Hyun Hae dengan nafas yang masih memburu. Gadis itu pikir dia akan bunuh diri? Melihat saat ini dirinya sedang berdiri di tepi atap gedung kampusnya. Kyu Hyun turun dengan tawa yang masih menghiasi wajahnya.

“Kau pikir aku akan bubuh diri?”

“Ne.”

“Kau tahu? Aku suka sekali berdiri disana. Bukan untuk bunuh diri, tapi menikmati pemandangan dan hembusan angin.”

“Jadi bukan bunuh diri?”

Kyu Hyun menggeleng. Masih dengan tawa yang menghiasi wajahnya, dia menarik Hyun Hae ke dalam pelukannya.

“Aku akan segera menemukan kunci itu. Asalkan pemiliknya tak benar-benar membuang kuncinya ke dalam samudera.”



~END~

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar